Sering didapati, bahwa dalam sholat, khususnya setelah rukuk atau yang lebih dikenal dengan I’tidal terkesan sangat cepat dan terburu-buru. Padahal ada rukun sholat yang dinamakan tumakninah yang juga merupakan rukun sholat.
Tumakninah dalam shalat adalah diam sejenak dan tenang pada setiap gerakan shalat, seperti rukuk, i'tidal, sujud, dan duduk di antara dua sujud, dengan kadar waktu yang cukup untuk membaca bacaan shalat. Tumakninah merupakan rukun shalat yang jika ditinggalkan, maka shalatnya tidak sah.
Berikut penjelasan lebih detail mengenai tumakninah:
Pengertian:
Tumakninah berasal dari bahasa Arab yang berarti tenang, diam, atau tidak tergesa-gesa. Dalam konteks shalat, tumakninah berarti menenangkan anggota tubuh dan diam sejenak pada setiap gerakan shalat.
Hukum:
Tumakninah adalah rukun shalat yang jika ditinggalkan, shalatnya tidak sah atau batal.
Agar mendapati tumakninah tersebut, dianjurkan dalam membaca do’a iftitah tersebut alangkah lebih baiknya dengan do’a tambahannya. Doa i'tidal terdiri dari dua bagian: "Sami'allahu liman hamidah" yang diucapkan oleh imam (atau orang yang sholat sendiri), dan "Rabbana lakal hamdu" yang diucapkan oleh makmum atau orang yang sholat sendiri.
Berikut adalah bacaan doa i'tidal:
"Sami'allahu liman hamidah"
(سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ)
yang artinya: "Allah mendengar orang yang memuji-Nya."
"Rabbana lakal hamdu"
(رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ)
yang artinya: "Ya Tuhan kami, bagi-Mu lah segala puji."
Tambahan bacaan (sunnah):
"Mil'us-samaawaati wa mil'ul-ardhi wa mil'u maa syi'ta min syai'in ba'du"
(مِلْءَ السَّمَاوَاتِ وَمِلْءَ الْأَرْضِ وَمِلْءَ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ)
yang artinya: " (bagi-Mu segala puji) sepenuh langit dan bumi, dan sepenuh apa yang Engkau kehendaki setelah itu."
0 comments:
Posting Komentar