The Only Galaxy

Berbagi Dalam Keheningan

Need Provessional Web Developer | Devcoga

Temukan di sini solusi untuk kebutuhan website anda, apapun bentuknya; pribadi, perusahaan, travel, biro haji dan umrah, sekolah,restaurant, cafe, kami siap memberikan layanan terbaik yang mungkin anda dapatkan

Fenomena Bendera One Peace di Ulang Tahun Kemerdekaan ke 80

People did not find or feel that there was a value of independence in Indonesia. They felt there was colonialism by a few people who thought that they owned this nation, so they could control and roll it as their lust

Rahasia dari Isatighfar yang barangkali Belum Tahu

sebagai pengingat kembali atau bagi yang belum tahu, inilah rahasia dibalik istighfar yang dibacakan. dengan lebih memahami artinya dan maknanya, insya allah akan lebih bermakna dan akan lebih khusuk ibadahnya, aamiin.

Desain Website: Prinsip-Prinsip Dasar dan Contohnya | Devcoga

Desain website adalah proses menciptakan tampilan dan nuansa sebuah website. Desain website yang baik akan membuat website Anda menarik, mudah digunakan, dan informatif

Website sebagai Identitas dan Citra Perusahaan | Devcoga

Identitas perusahaan adalah gambaran umum yang dimiliki oleh masyarakat tentang perusahaan, termasuk nilai-nilai, visi, misi, dan produk atau layanan yang ditawarkan perusahaan. Citra perusahaan adalah persepsi masyarakat terhadap identitas perusahaan.

Fungsi Website Sebagai Branding Dan Kepercayaan Dari Produk | Devcoga

Website memiliki fungsi yang penting sebagai branding dan kepercayaan dari produk. Berikut adalah penjelasannya:

Tampilkan postingan dengan label articles. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label articles. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Agustus 2025

9 Cara Nge-Cheat Untuk Kaya | Cari Tahu



Coba jujur, pasti kamu punya satu teman yang hidupnya terlihat sederhana. Nggak pamer di media sosial, bajunya biasa saja, tapi tiba-tiba kamu dengar kabar dia baru beli ruko dua pintu. Sementara kamu kerja siang malam, lembur tiap hari, yang didapat cuma sakit pinggang dan tagihan cicilan yang nggak lunas-lunas. Lalu kamu bertanya-tanya: kok bisa sih? Apa ada cheat code buat hidup yang kita nggak tahu?

Tenang, ini bukan soal keberuntungan. Kuncinya ada pada kebiasaan. Mereka punya pola pikir (operating system) yang beda, yang bisa ditiru siapa saja.

Sebelum masuk ke sembilan kebiasaan praktis, ada tiga filosofi dasar yang jadi pondasi:

  1. Hidup itu perjuangan, bukan pesta.
    Masa muda bukan waktunya rebahan berlebihan, tapi waktunya menabung tenaga dan kerja keras untuk masa depan.

  2. Uang adalah alat, bukan tujuan.
    Uang bukan buat gaya-gayaan, tapi untuk membangun keamanan finansial.

  3. Reputasi lebih mahal daripada gengsi.
    Nama baik, kepercayaan, dan integritas jauh lebih berharga daripada tas bermerek atau postingan flexing di sosmed.

Dengan tiga filosofi ini, mereka bisa membangun disiplin finansial yang kokoh. Nah, berikut 9 “kode curang” finansial yang bisa kamu contek:


1. Pendidikan Finansial Sejak Dini

Mereka sudah diajarkan konsep untung-rugi, kebutuhan vs keinginan sejak kecil. Uang jajan pun kadang harus didapat dengan kerja. Dari sini lahir rasa tanggung jawab dan “sense of money”.
👉 Mulailah sekarang dengan catat semua pengeluaran dan beri label: butuh atau ingin.


2. Nabung Mode “Kiamat”

Nabung 10% dari gaji dianggap biasa. Mereka bisa 50–70%! Tabungan tebal bagi mereka adalah bunker anti krisis.
👉 Coba mulai dengan “pajak masa depan”: sisihkan 10–15% gaji di awal, anggap hilang, lalu tingkatkan perlahan.


3. Kebal Penyakit Gengsi

Mereka nggak butuh validasi dari likes atau komentar. Uang bukan untuk flexing, tapi untuk putar bisnis.
👉 Tantang diri: 30 hari detox gengsi, jangan beli barang hanya karena merek atau tren.


4. Masak Sendiri Hidupmu

Prinsip mandiri mereka tercermin dari hal sederhana: lebih sering masak di rumah. Hemat, sehat, dan melatih kemandirian.
👉 Mulai dengan one day one meal: pilih satu hari, masak sendiri minimal satu kali makan.


5. Etos Kerja Keras & Cerdas

Bukan sekadar kerja lembur, tapi kerja efisien dan tepat sasaran. Bagi mereka, waktu muda = waktu emas.
👉 Terapkan 1 jam fokus: jam pertama kerja, kerjakan tugas terpenting tanpa distraksi.


6. Tidak Ada Pekerjaan Hina

Buat mereka, selama halal dan menghasilkan, semua pekerjaan layak. Dari usaha kecil lah lahir bisnis besar.
👉 Coba tantangan Rp100 ribu: cari cara dapat uang tambahan di luar gaji, apa pun jalannya yang halal.


7. Punya Banyak Sumber Penghasilan

Satu gaji = satu tiang rumah. Sekali roboh, habis. Karena itu mereka buat banyak keran pendapatan.
👉 Mulai dengan kacamata cuan: catat keluhan orang sekitar. Dari 10 keluhan, biasanya ada peluang usaha tersembunyi.


8. Mantra Sakti: “Berguna Nggak?”

Setiap belanja, mereka selalu tanya: “Barang ini benar-benar berguna atau cuma lucu doang?”
👉 Latihan: hitung harga per pemakaian sebelum beli fashion/gadget. Kalau terlalu mahal per pakai, pikir ulang.


9. Warisan Terbesar: Ilmu, Bukan Harta

Generasi sukses paham: harta bisa habis, tapi ilmu dan karakter akan bertahan lintas generasi. Mereka mewariskan disiplin, kerja keras, dan cara mengelola uang, bukan sekadar aset.
👉 Mulai buat catatan warisan pikiran: setiap pelajaran berharga tentang hidup dan uang, tulis. Itu akan jadi “manual hidup” buat dirimu sendiri dan generasi setelahmu.


Penutup

Sukses finansial bukan soal hoki atau etnis, melainkan soal kebiasaan yang disiplin.
Pertanyaannya sekarang: mau nggak kamu menahan gengsi, belajar mandiri, dan mulai mengelola keuangan dengan bijak?

Satu kebiasaan kecil yang kamu ubah hari ini bisa jadi titik balik hidupmu.



Share:

Jumat, 15 Agustus 2025

80 Tahun Merdeka, atau Masih Dijajah | Renungan Diri

Menjelang hari kemerdekaan RI yang ke 80, ditengah meningkatnya harapan akan perubahan nyata kehidupan dan berkehidupan masyarakat setelah pergantian rezim, Indonesia malah diriuhkan dengan berbagai fenomena yang memerlukan evaluasi yang mendalam akan fakta bernegara dan berbangsa. 

Perlunya kewarasan dalam melihat dan membaca kondisi dan situasi menjadi syarat mutlak bagi masyarakat jika mereka tidak ingin ikut terbawa dalam arus informasi yang bertolak belakang dari kenyataan ini.


Harapan rakyat akan kehidupan dan penghidupan yang lebih baik, meskipun secara resmi telah disampaikan pemerintah bahwa ekonomi telah mengalami pertumbuhan 5,12 persen, namun sayangnya pernyataan tersebut belum bisa dirasakan oleh rakyat. Fakta sederhana bahwa, lapangan kerja yang dijanjikan sebesar 19 juta malah dibayar PHK yang meraja lela dimana-mana dan investasi dalam industri padat karya malah semakin maya.


Lain janji, lain fakta setelah berkuasa. Tapi tak ada kata maaf atau karena belum habis tahun 2025.


Lain lagi fakta para pembantu dipelaksana masing-masing divisi. Ada yang mengalahkan MUI dalam urusan sebagai badan pembuat Fatwa tentang hukum Islam. Tanpa malu dan sombong hati mensejajarkan pajak dengan zakat wakaf dan sadakah juga barangkali.

Atau ada yang lupa siapa pemilik negeri ini, sehingga berfatwa juga kalau rakyat tidak punya hak milik atas tanah negeri ini.

Malah ada juga yang lupa kalau yang berdaulat di negeri ini adalah rakyat, bukan pejabat atau penguasa manapun sehingga bisa berkata dan berbuat sekehendak hati dengan dalih untuk kemajuan rakyat tapi itupun tak pasti.
Atau buat kebijakan yang diluar logika, blokir rekening nganggur karena terindikasi kejahatan cuci uang dan judol. Kalau cuci uang dipastikan isi rekening akan cepat bertransformasi dari dalam rekening ke investasi. Kalau dipakai judol, sudahlah tentu akan ada rapid transaksi, masuk keluar rapidly. 

Dari semua yang kontroversi, malah takut pada gambar seperti ini.

yang cuma gambar anime dari film kartun kesenangan anak gue.

Ada yang lebih sadis dari klaim kontroversi, ditengah surplus beras dan swasembada, harga beras malah melambung tinggi, sampai berasnya tidak kebeli, sementara petani padi tetap saja belum bisa beli mercy, malah ada pihak lain yang dengan santai bisa beli jet pribadi dari jual olahan padi.

Lalu harapan dan doa apa yang masih tersisa bagi hati-hati yang merintih menghadapai musuh dasar negeri ini, sementara yang berkuasa bisa makan siang dalam rapat dengan anggaran 200 ribuan, semenatara untuk makan bergizi anak-anak negeri cukup 10 ribu dan diklain itu sudah full gizi.

Inilah fakta 80 tahun kemerdekaan negeri ini, apakah rakyat perlu bersyukur atas kemerdekaan ini karena telah terbebas dari jajahan bangsa lain, tapi dalam situasi "terjajah" yang mengaku bangsa sendiri. Apakah terlihat satu kebijakan kecil saja yang memihak pada rakat atau semua kebijakan untuk kepentingan para pejabat. 

وَاللَّهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ





Share:

Rabu, 16 Juli 2025

Prestasi Akademik: Indikator Objektif Keberhasilan Pendidikan Formal

 


Prestasi akademik dalam beberapa tahun belakangan ini telah menjadi topik yang biasa di lingkungan masyarakat umum, Yang sebelumnya istilah ini barangkali hanya menjadi kosa kata bagi para pendidik atau yang berhubungan dengan dunia pendidikan saja. Istilah ini membumi dikarenakan hubungannya dengan sistem penerimaan anak didik yang dilakukan secara online; yang mana dalam salah satu tahapannya dinamakan Penerimaan Jalur Prestasi Akademik. 

Penerimaan Jalur Prestasi Akademik ini, jika kita melihat dari makna ungkapan Prestasi Akademik, persyaratan yang diterapkan untuk jalur ini, juga terindikasi sedikit rancu. Kenapa dikatakan ada sedikit kerancuan, karena pada beberapa kali penerimaan peserta didik baru, nilai prestasi akademik tidak menjadi satu-satunya acuan dalam menentukan nilai akhir yang ditetapkan untuk menjadi acuan penyaringan. Adanya parameter lain yang dimasukkan dalam penilaian, seperti keterlibatan anak didik dalam kegiatan ekstrakurikuler yang mana kegiatan tersebut tidak berhubungan dengan bidang akademis. Juga ditemukan parameter nilai akreditasi sekolah yang mana ini tidak ada hubungan sama sekali dengan anak didik juga. 

Prestasi akademik merupakan representasi konkret dari pencapaian individu dalam sistem pendidikan formal. Ia menjadi parameter objektif dalam mengukur sejauh mana seseorang berhasil menginternalisasi, menguasai, dan menerapkan pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh melalui proses pembelajaran sistematis.

Dimensi-Dimensi Prestasi Akademik

Hasil Belajar
Merujuk pada output dari aktivitas belajar, yang umumnya tercermin dalam skor evaluatif: nilai ujian, rapor, atau indeks prestasi kumulatif. Angka-angka ini menjadi indikator awal dalam menilai capaian kognitif siswa.

Penguasaan Materi
Lebih dari sekadar retensi informasi, prestasi akademik mencakup kemampuan untuk memahami konsep secara mendalam, mengkonstruksi pengetahuan, serta mengaplikasikannya dalam konteks teoritik maupun praktis.

Keterampilan Akademik
Termasuk di dalamnya keterampilan berpikir kritis, analisis logis, problem solving, argumentasi ilmiah, hingga literasi komunikasi dan kolaborasi akademik — kompetensi-kompetensi yang krusial dalam lingkungan intelektual.

Manifestasi Konkret Prestasi Akademik

Skor Akademik Tinggi
Nilai tinggi pada asesmen formal menjadi cerminan langsung dari penguasaan materi.

Peringkat Akademik
Peringkat kelas menunjukkan keunggulan relatif dibandingkan rekan sejawat dalam ekosistem pembelajaran yang kompetitif.

Kejuaraan Kompetisi Ilmiah
Kemenangan dalam olimpiade, debat, atau lomba akademik lainnya mencerminkan integrasi antara pengetahuan konseptual dan kecakapan intelektual.

Publikasi Ilmiah
Kemampuan menyusun karya tulis ilmiah dan mempublikasikannya dalam forum akademik menunjukkan kematangan dalam berpikir ilmiah dan keaktifan dalam komunitas riset.

Beasiswa Prestasi
Perolehan beasiswa berdasarkan merit menjadi validasi institusional atas superioritas akademik individu.

Urgensi dan Implikasi

Prestasi akademik tidak hanya merefleksikan keberhasilan personal, melainkan berkontribusi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia nasional. Dalam konteks global, capaian akademik menjadi prasyarat untuk akses terhadap pendidikan tinggi, beasiswa internasional, dan mobilitas profesional lintas sektor.

Lebih jauh, ia juga berfungsi sebagai legitimasi sosial atas kualitas individu — bahwa yang bersangkutan layak menerima tanggung jawab intelektual dan profesional yang lebih besar.


Penutup

Prestasi akademik bukan sekadar pencapaian individual, melainkan entitas multidimensional yang mencerminkan integrasi antara kognisi, afeksi, dan psikomotorik dalam sistem pendidikan. Ia menuntut konsistensi, etos kerja tinggi, serta ekosistem pembelajaran yang kondusif. Dalam kerangka pembangunan pendidikan nasional, prestasi akademik adalah titik tumpu menuju generasi yang unggul, adaptif, dan berdaya saing global.

Jika ada usaha untuk mengurangi atau mengintervensi prestasi akademik peserta didik oleh sipapun; apakah dalam bentuk up grade atau sebaliknya down grade, merupakan suatu tindakan yang tidak bermoral dan beradab, apalagi jika samapi dilakukan oleh yang namakan tenaga pendidik.

Share:

Minggu, 13 Juli 2025

Pikirkan dan Syukurilah



 Artinya, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki. {Jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.} (QS. Ibrahim: 34) 

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah, Anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya. {Dan, Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.} (QS. Luqman: 20) Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki. {Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan?} (QS. Ar-Rahman: 13) Apakah Anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus menerus tiada henti? Apakah Anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah? 

Maka sadarilah, betapa hinanya diri kita manakala tertidur lelap, ketika sanak saudara di sekitar Anda masih banyak yang tidak bisa tidur karena sakit yang mengganggunya? Pernahkah Anda merasa nista manakala dapat menyantap makanan lezat dan minuman dingin saat masih banyak orang di sekitar Anda yang tidak bisa makan dan minum karena sakit? Coba pikirkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan Anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata Anda yang tidak buta. Ingatlah dengan kulit Anda yang terbebas dari penyakit lepra dan supak. Dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak Anda yang selalu sehat dan terhindar dari kegilaan yang menghinakan. Adakah Anda ingin menukar mata Anda dengan emas sebesar gunung Uhud, atau menjual pendengaran Anda seharga perak satu bukit? Apakah Anda mau membeli istana-istana yang menjulang tinggi dengan lidah Anda, hingga Anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan Anda dengan untaian mutiara, sementara tangan Anda buntung? Begitulah, sebenarnya Anda berada dalam kenikmatan tiada tara dan kesempumaan tubuh, tetapi Anda tidak menyadarinya. Anda tetap merasa resah, suntuk, sedih, dan gelisash, meskipun Anda masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat. 

Anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga Anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa Anda mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal, sesungguhnya Anda masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagian, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah! {Dan, pada dirimu sendiri. Maka, apakah kamu tidak memperhatikan.} (QS. Adz-Dzariyat: 21) Pikirkan dan renungkan apa yang ada pada diri, keluarga, rumah, pekerjaan, kesehatan, dan apa saja yang tersedia di sekeliling Anda. Dan janganlah termasuk golongan {Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya.} (QS. An-Nahl: 83) La Tahzan

Share:

VISITOR

FOLLOWERS

Ruang Iklan

contoh
Jasa Pembuatan Website dan Aplikasi
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
Pesan Disini!