A. Sajadah Kapling Shalat?
Jika kita shalat jamaah di masjid hari ini, masalah
meluruskan shaf tentu bukan hal yang susah. Hal itu
karena di masjid sudah ada karpet yang bergaris,
atau paling tidak lantai yang sudah ada garis penanda
shafnya.
Sedangkan kita hari ini agak bermasalah dengan
merapatkan shaf. Bisa jadi masalah itu karena faktor
karpet itu sendiri. Karpet dalam masjid kadang
bergambar seperti sajadah, yang seolah
menandakan bahwa satu orang itu berdiri di satu
kotak sajadah, karena itu kavlingnya.
Atau kadang karena sajadah masing-masing
jamaah. Tak jarang setelah pulang haji atau umrah,
jamaah Indonesia membeli sajadah untuk ukuran
orang Arab. Yang mana pastinya ukurannya akan
berbeda untuk orang Indonesia.
Tentu jika ada orang shalat di sampingnya, akan
merasa sungkan untuk merapatkan barisan, karena
akan menginjak sajadah orang lain. Seolah-olah
seperti menjajah tempat orang lain.
Nabi memerintahkan para jamaah shalatnya untuk
meluruskan shaf, menutup celah dalam shaf. Hal itu
demi kesempurnaan shalat jamaah dan agar tak
diganggu setan yang hadir di sela-sela barisan.
Meluruskan shaf tentu tak jadi masalah. Hanya
saja berkaitan dengan merapatkan shaf, apakah
harus menempelkan pundak, lutut dan mata kaki
selama shalat?
Hal itu karena ada sebagian orang yang sangat
gigih menempelkan kakinya kepada jamaah lain. Hal
dianggap perintah Nabi, jadi tak melakukannya
berarti mengabaikan perintah Nabi. Meski sebagian
yang lain agak merasa risih selalu ditempel kakiknya,
sehingga shalatnya malah tidak khusyu’.
Bagaimana dengan haditsnya? Apakah itu benar
perintah Nabi? Atau perbuatan para shahabat Nabi
setiap shalat berjamaah? Bagaimana komentar para
ulama?
B. Meluruskan Shaf
1. Bentuk Masjid di Zaman Nabi
Sebelum kita membahas tentang meluruskan shaf,
perlu kita ketahui bersama bagaimana masjid
Nabawi di zaman Nabi.
Mengetahui persis kondisi zaman Nabi sangat
membantu kita dalam memahami konteks hadits
Nabi saat itu.
Tentu masjid Nabawi sangat berbeda dengan hari
ini, dimana kebanyakan masjid hari ini sudah
bergaris-garis untuk mempermudah lurusnya shaf.
Jika hari ini kita melakukan shalat di tempat yang
tak ada garis shafnya, cara paling mudah untuk
meluruskan barisan adalah dengan menempelkan
anggota badan kita kepada samping kanan dan kiri
kita.
2. Anjuran Nabi untuk Meluruskan Shaf
Nabi Muhammad sangat menganjurkan
ummatnya untuk bersatu dan melarang bercerai-
berai. Hal itu tercermin dalam barisan shalat jamaah.
Banyak riwayat yang menunjukkan anjuran Nabi
untuk meluruskan shaf. Diantaranya adalah riwayat
dari An-Nu’man bin Basyir radhiyallahu ‘anhuma, ia
berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda,
ُ بَيَْْ وُجُوهِكُمْ لتَُسَوُّنَّ صُفُوفَكُمْ أَوْ ليَُخَالفَِنَّ اللََّّ
“Hendaknya kalian meluruskan shaf kalian atau
tidak Allah akan membuat wajah kalian berselisih.”
(HR. Bukhari dan Muslim).
Perintah untuk meluruskan shaf juga disebutkan
dalam hadits Anas bin Malik, Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيةََ الصَّفِّ مِنْ تََاَمِ الصَّلَاةِ
“Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan
bagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Bukhari
dan Muslim).
Dalam riwayat Bukhari dengan lafazh,
سَوُّوا صُفُوفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيةََ الصُّفُوفِ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلَاةِ
“Luruskanlah shaf karena lurusnya shaf merupakan
bagian dari ditegakkannya shalat.”
Imam Nawawi rahimahullah berkata, “Tidak
lurusnya shaf akan menimbulkan permusuhan dan
kebencian, serta membuat hati kalian berselisih.”
(Syarh Muslim, 4: 157).
3. Perhatian Shahabat untuk Meluruskan
Shaf
Umar bin Khattab memerintahkan shahabat untuk
meluruskan shaf. Ibn Abi Syaibah meriwayatkan
dalam Al-Mushannaf (3551) dari Abdullah ibn
Syaddad, seorang tabiin senior yang tsiqah,
أن عمر رأى في الصف شيئا، فقال بيده هكذا، يعني
وكيع، فعدله
“Bahwasanya ‘Umar melihat dalam shaf ada
sesuatu maka beliau memberi isyarat dengan
tangannya agar meluruskannya”.
Bahkan ketika jadi makmum, Umar bin Khattab
juga pernah diluruskan shafnya. Ibn Abi Syaibah
dalam Al-Mushannaf (3550) membawakan riwayat
dari Abu Utsman dengan sanad atsar shahih,
كنت فيمن يقيم عمر بن الخطاب قدامه لإقامة الصف
“Aku pernah berhadapan dengan ‘Umar ibn Al
Khattab yang berdiri dalam rangka beliau
meluruskan shaf”.
Ibn Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf (3552)
meriwayatkan dari jalur Malik ibn ‘Amir, kakek Imam
Malik ibn Anas dengan sanad yang shahih, beliau
berkata,
سمعت عثمان وهو يقول: استووا وحاذوا بيْ المناكب،
فإن من تَام الصلاة إقامة الصف، قال: وكان لا يكبر
حتى يأتيه رجال قد وكلهم بإقامة الصفوف
“Aku mendengar ‘Utsman ibn ‘Affan berkata,
‘Luruskan dan rapatkan antara pundak kalian,
karena diantara kesempurnaan shalat ialah
lurusnya shaf’. Beliau tidak memulai takbir sampai
mengutus seorang yang bertugas sebagai wakil
dalam meluruskan shaf”
C. Merapatkan Shaf
0 comments:
Posting Komentar