The Only Galaxy

Berbagi Dalam Keheningan

Senin, 18 Agustus 2025

Panduan Akhlaq Seorang Muslim (2:7) | Akhlaq

 


PANDUAN PRAKTIS AKHLAK SEORANG MUSLIM

AKHLAK KEPADA AJARAN ISLAM
A. Akhlak Terhadap Allah
Seorang muslim hendaklah meletakkan akhlak kepada Allah
di atas segalanya, dan di antara akhlak kepada Allah adalah :

1. MenyembahNya

Sholat adalah ibadah paling penting yang menjadikan
tanda apakah ia seorang muslim atau bukan seperti di
sabdakan Rasulullah Saw :
a. “ Batas pemisah antara seseorang dengan syirik dan

kekufuran adalah (saat ia ) meninggalkan sholat”
(HR.Muslim).

b. Bahkan sholat menjadi benteng terakhir ajaran Islam.
Jika seseorang telah meninggalkan sholat berarti tidak
lagi ada agama dalam dirinya :
“ Sungguh akan terurai ajaran Islam sehelai demi sehelai,
setiap kali terurai satu bagian, akan menjadikan manusia
mengurai bagian yang lainnya, awalnya adalah akan di
tinggalkannya berhukum dengan ajaran Islam dan yang
paling terakhir adalah di tinggalkannya sholat“
(HR.Ahmad, hakim).

c. Sholat menjadi penentu baik atau tidaknya nasib
seseorang di akhirat kelak, hal ini di terangkan dalam
hadits rasul ;
“ Sesungguhnya yang pertama kali akan di perhitungkan dari
seorang hamba pada hari kiamat adalah Sholat, jika baik
sholatnya sungguh ia telah beruntung dan sukses, dan jika

rusak sholatnya, sungguh ia telah gagal dan merugi “ (HR.
Ahmad).

2. Meminta Tolong Hanya KepadaNya
Setiap manusia pada tabiaatnya selalu mempunyai

kebutuhan untuk menyandarkan diri pada Dzat ghaib
yang ia anggap serba maha. Dan kita sebagai orang yang
beriman meyakini bahwa dzat yang serba maha itu
Namanya Allah Swt. Oleh karenanya kita sebagai seorang
muslim di tuntut untuk menjadikan Allah sebagai tempat
kita berdoa dan tempat kita meminta pertolongan.
Namun meskipun demikian masih banyak umat Islam
yang lemah iman masih mempercayai makhluk Allah
mempunyai kekuatan setara dengan Allah, misalnya
seorang mengandalkan jimat, atau meminta bantuan jin
atau melakukan hal-hal yang semisal dengan itu seperti
percaya dengan ramalan dukun, dan sangat mengandalkan
yang mereka sebut ‘orang pintar’ dalam mengobati
penyakit tertentu dan lain sebagainya.

Perbuatan ini sangatlah di murkai Allah dan bahkan di
sebut sebagai dosa mensekutukan Allah dengan
makhlukNya, dan ini masuk pada perbuatan dosa yang
nomor wahid. Sehingga Allah sampai menyebut dosa ini
sebagai dosa yang tak terampuni.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan
Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya. Barangsiapa yang

mempersekutukan Allah, Maka sungguh ia telah berbuat dosa
yang besar.” (QS. An Nisa : 48).

Dalam haditsnya Rasulullah Saw bersabda :
“Barang siapa mati dalam keadaan berdoa (meminta) kepada

selain Allah maka pasti ia masuk neraka” (HR. Bukhori).

3. Berusaha Melaksanakan perintah Allah dan
Rasulullah dan meninggalkan larangan keduanya.

Berusaha melaksanakan perintah Agama bukan berarti
melaksanakan dan meninggalkan sesuka kita, namun
maksudnya adalah perintah Agama di bagi menjadi dua :

- Perkara wajib, misalnya ; puasa ramadhan, zakat, haji bila
mampu, amar ma’ruf dan Nahi Munkar dll.

- Perkara Sunnah, misalnya ; sholat rowatib, puasa senin
kamis, sedekah, senantiasa menjaga wudlu dll.

Sedang perkara wajib tidak ada pilihan bagi kita kecuali
melaksanakannya namun perkara sunnah bagi yang
mampu silahkan laksanakan dan ia akan mendapatkan
balasannya di dunia dan terlebih di akhirat, dan bagi yang
belum mampu maka tidak mengapa meninggalkannya.

Begitupun larangan Allah maka bagi kita agar berupaya
sekuat tenaga meninggalkannya. Larangan Allah terbagi
menjadi dua :

- Perkara haram, misalnya ; Durhaka kepada orang tua,
sihir, zina, onani, masturbasi, tidak memakai jilbab bagi
kaum perempuan, melakukan hal-hal yang mendekati
perbuatan zina dan lain-lain

Dan ada 7 macam dosa besar di antara dosa-dosa besar
lainnya yang harus di hindari:

“ jauhilah olehmu 7 dosa yang membinasakan. Mereka
bertanya : apa itu? Beliau menjawab :”Syirik kepada Allah, sihir,
membunuh jiwa yang di haramkan oleh Allah, kecuali dengan
benar, memakan riba, memakan harta anak yatim, melarikan diri
pada waktu peperangan, menuduh berzina wanita-wanita suci yang
mukmin dan lalai sehingga terjerumus pada maksiat” (HR.
Bukhori dan Muslim).

- Perkara makruh, misalnya ; makan dan minum memakai
tangan kiri, buang air sambil berdiri bagi kaum laki,
tertawa terbahak-bahak dan lain-lain.
Jika perkara itu haram maka kita wajib meninggalkannya,
dan jika perkara itu makruh, upaya kita adalah agar itu
tidak menjadi kebiasaan, sebab jika menjadi kebiasaan
boleh jadi akan berubah menjadi perbuatan haram.
Di riwayatkan dari umar, ibnu abbas dan yang lain
bahwasanya mereka berkata :“ tidak ada dosa besar jika
senantiasa beristighfar, dan tidak ada dosa kecil jika di lakukan
terus menerus”.


B. Akhlak Terhadap Rasulullah Saw
Bagian kedua dari dua kalimah syahadat adalah bersaksi
bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah swt. Hal ini
mengandung beberapa arti :

1. Taat Terhadap Rasul Saw
Ketaatan bukanlah semata berdasarkan tuntutan,
namun lebih kepada ungkapan cinta seorang muslim
kepada Nabinya, sebab ketaatan tanpa di barengi
dengan kecintaan akan menjadi suatu paksaan dan
beban berat. Namun jika seseorang mencintai
seseorang maka konsekuensinya adalah mentaatinya.
Ketaataan yang di landasi kecintaan akan
membuahkan ketundukan, dan pada hakekatnya
sesiapa yang mengikuti Rasulullah saw, adalah bukti
ia mencintai Allah Swt :
“Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah,
ikutilah Aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni
dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.” (QS. Ali Imron : 31).

2. Mengidolakan Rasul Saw
Sebagai seorang muslim, tidaklah patut lebih
mengidolakan orang lain lebih dari pada kekasih Allah
Muhammad Saw. Sering kita menjumpai banyak umat
Islam yang lebih mengidolakan artis tertentu, atau
tokoh tertentu sehingga gaya hidup, cara berfikir
mereka menjadi model dalam hidupnya.
Padahal Allah telah mengatakan didalam ayatNya :
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia
banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzab : 21).

Suatu hari nanti di akhirat akan di kumpulkan orang-
orang bersama dengan idolanya masing-masing,
kalaulah idolanya masuk dalam surge, tentu itu adalah
suatu kebahagiaan, namun jika idolanya ternyata
adalah penghuni neraka, sungguh ia akan merugi dan
menyesal.
Dalam hadits, Rasulullah Saw bersabda :
” seseorang akan bersama dengan yang ia cintai (di hari
kiamat)” (HR.muslim).

3. Membela Rasul Saw
Islam mengajarkan perdamaian, dan hidup rukun
dengan seluruh umat manusia meskipun berbeda cara
pandang, agama dan keyakinan. Dalam Islam di
larang menjelek-jelekkan tuhan-tuhan yang penganut
agama lain yakini. Dan bahkan tidak boleh menghina
symbol-simbol agama mereka serta Nabi-Nabi dan
Tokoh agama mereka. Meskipun demikian kita umat
Islam sering mengalami penistaan terhadap agama
Islam oleh umat lain yang tidak menyukai Islam. Di
hinanya Rasulullah Saw oleh Geert Wilders misalnya,
seorang politisi pemimpin partai sayap kanan
terkemuka di Belanda, dengan merilis sebuah film
pendek berjudul ‘Fitna’ dengan menggambarkan
karakter Rasulullah seolah beliau hiper sex dan suka
kekerasan, atau karikatur-karikatur yang menghina
Rasul kekasih Allah, dan dari waktu ke waktu selalu

ada orang-orang iseng yang melampiaskan kebencian
mereka terhadap Islam dengan menghina
Muhammad Saw, atau bahkan Al Quran kitab suci
umat Islam. Meskipun umat Islam tidak pernah
membalasnya dengan menghina nabi mereka atau
kitab suci mereka.
Kita sebagai umat Islam haruslah marah terhadap
perbuatan mereka, dan wajib bagi kita menampakkan
penolakkan kita dan pembelaan kita terhadap
Rasulullah saw, meskipun tetap harus dengan cara
yang arif dan bijak yang mencerminkan ajaran Islam
yang luhur. Dan bahkan merupakan sebuah dosa
besar ketika kita berdiam diri atau tidak mengambil
perduli dengan apa yang terjadi.
Ini adalah salah satu bentuk pembelaan kita terhadap
Rasulullah Saw, dan masih banyak lagi bentuk
pembelaan kita terhadap beliau. Apalagi di zaman kita
sekarang ini, pembelaan terhadap Islam secara umum
bisa dalam bentuk status facebook, twitter, whatapps
atau media social lainnya.

4. Melanjutkan Perjuangan Rasul Saw
Sebagai umat yang di pimpin oleh panglima besar
Nabi Muhammad Saw, dalam menegakkan nilai-nilai
kebaikan di muka buni ini, maka sepantasnyalah kita
melanjutkan estafeta perjuangan beliau dengan cara :
- Membaca dan menelaah sejarah perjuangan

Beliau.

- Mempelajari dan memahami risalah (misi) yang di
emban oleh Beliau.

- Mempelajari dan memahami rintangan-rintangan
dakwah serta metode dakwah beliau.

- Memahami peran yang bisa di mainkan oleh kita
sebagai penerus perjuangan dalam membangun
kembali peradaban Islam yang agung.


C. Akhlak Terhadap Al Quran Dan Ajarannya

Pada setiap umat, kitab suci berperan sebagai buku yang
di yakini kebenarannya secara mutlak bahwa ia berasal
dari Tuhan dzat yang maha pencipta, untuk menjadi
panduan dalam kehidupan manusia. Begitupun dalam
Islam, Al Quran adalah perkataan Allah yang di turunkan
kepada Nabi Muhammad melalui perantara malaikat
Jibril, secara Mutawatir (banyaknya jalan periwayatan
yang mustahil terjadinya kebohongan), dan membacanya
bersifat ibadah.
Ia adalah kitab suci di antara kitab-kitab suci, yang Allah
turunkan kepada para Nabi dan Rasul yang jumlahnya
tidak kita ketahui secara pasti dan kita hanya di
perintahkan secara global bahwa kita harus beriman
dengan seluruh kitab-kitab yang Allah telah turunkan.
Kesuksesan manusia di dunia ini, sangat tergantung
dengan sejauh mana menjadikan kitab suci betul-betul
sebagai pedoman, serta kesengsaraan manusia di dunia
karena panduan yang telah di gariskan oleh Dzat yang

maha kuasa ia abaikan, bahkan ia lebih memilih jalan lain
yang ia anggap lebih nikmat dan sedap, padahal ia
menghantarkan manusia pada jurang atau lembah
kehinaan dan kenistaan, dan itu adalah jalan-jalan setan.
Berikut ini adalah akhlak kita sebagai seorang muslim
terhadap Al Quran :

1. Memiliki Mushaf Al quran

Jika kita melihat orang-orang agama lain di hari
peribadatan, mereka berbondong-bondong satu
keluarga dengan penuh suka cita dan masing-masing
diantara mereka membawa kitab sucinya sendiri-
sendiri, di sisi lain, umat Islam kadang satu keluarga
yang berjumlah lebih dari dua orang, kita dapati
bahwa mereka hanya mempunyai satu mushaf Al
Quran, dan kadang juga yang membikin hati menjadi
iba adalah, mushaf yang satu tadi ternyata beberapa
surat atau beberapa lembarnya sudah tidak ada lagi,
alias sudah usang dan koyak. Paling minimal, setiap
satu orang muslim satu mushaf.

2. Membaca Al Quran
salah satu kelebihan kitab suci Al Quran adalah :

- Hanya sekedar membacanya, akan mendatangkan
pahala, meskipun kadang ia belum mengetahui
maknanya. Sebagaimana namanya Quran yang
berasal dari akar kata قراءة –يقرأ – yang artinya قرأ
membaca.

- Selain mendatangkan pahala, ia pun akan
memberikan ketenangan bathin bagi yang
membacanya, mendapatkan kejernihan jiwa yang
menjadikan seorang pelajar berprestasi. Dan tidak
sedikit penelitian yang mengungkap korelasi antara
ketenangan jiwa dan prestasi, dan bahkan berapa
banyak kekeruhan jiwa menjadikan seseorang
kehilangan arah dan kehilangan semangat belajar,
sehingga sangat berpengaruh pada capaian prestasi
studinya.

- Meskipun semua di atas bukanlah satu-satunya tujuan
Al Quran di turunkan, namun membaca Al Quran
dan pahala dunia maupun akhirat hanyalah ibarat
bonus dari keistimewaan Al Quran. Sedang tujuan
sebenarnya dari di turunkannya Al Quran agar
menjadi panduan kehidupan dan penawar
kebodohan, kegelisahan dan kecemasan jiwa.

3. Berusaha mengamalkan Al Quran
Untuk kita bisa mengamalkan Al Quran, kita tidak di
perkenankan mencoba memahami Al Quran dengan
sendiri, perlu ada panduan dari ulama dan buku-buku
yang kredibel yang bisa menghantarkan kita
memahaminya dan kemudian bisa mengamalkannya.
Mengamalkan Al Quran bukanlah perkara mudah karena
ia adalah tuntunan ilahi yang senantiasa berlawanan
dengan kehendak hawa nafsu yang senantiasa

membisikkan kepada kelezatan dan kesenangan dunia
serta keburukan.
“dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena
Sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali
nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku
Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang.”(QS. Yusuf : 53).
namun meskipun demikian, tidak ada jalan lain, bagi yang
ingin mendapat keselamatan maka harus menjadikan Al
Quran sebagai pedoman. Paling tidak ada dua hal untuk
membantu kita bisa menjadikan Al Quran sebagai
undang-undang kehidupan kita :
- Lingkungan yang mendukung
- Mengkaji Islam dengan panduan seorang

pembimbing.

4. Meyakini Bahwa Ajaran Al Quran Adalah Satu
Paket Utuh Dan Bukan Suatu Ajaran Yang Bisa Di
Campur-Campur Dengan Ajaran Dan Pemahaman
(isme-isme) Lain.
Hal ini sangat penting, karena masih banyak umat Islam
yang memahami bahwa ajaran Islam adalah ajaran
peribadatan sahaja. Sedang masalah ekonomi, social,
budaya, politik, pendidikan dan lain-lainnya 22ias dengan
ajaran selain ajaran Islam. Kita harus meyakini bahwa
ajaran Islam wajib di laksanakan 100 %, meskipun pada
kenyataannya kita belum 22ias melaksanakannya secara
sempurna. Dalam Al Quran Allah Swt berfirman :

“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam
keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” (
QS. Al baqoroh : 208).
Allah mencela umat yahudi yang menjadikan ajaran Allah
adalah ajaran yang parsial, artinya di ambil satu ajaran dan
di tinggalkan ajaran yang tidak sesuai dengan hawa
nafsunya.
“Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al kitab (Taurat)
dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah Balasan
bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan
kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka
dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak
lengah dari apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqoroh : 85).
Dan bahkan Allah mengibaratkan orang yang berIslam
tidak utuh laksana orang yang menyembah Allah di
tepian yang rawan sekali menjadikan ia terjatuh :
“Dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah
dengan berada di tepi [tidak dengan penuh keyakinan ]; Maka
jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu,
dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke
belakang[kembali kafir lagi]. rugilah ia di dunia dan di akhirat.
yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” ( QS. Al hajj :
11).

Share:

0 comments:

Posting Komentar

VISITOR

FOLLOWERS

Ruang Iklan

contoh
Jasa Pembuatan Website dan Aplikasi
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
AD DESCRIPTION
Pesan Disini!